Perbedaan Popok Kain, Clodi dan Diapers. Kamu Tim Mana Nih, Moms?
Siapa disini yang baca karena jadi ibu baru atau calon ibu? Nah, pas lah kalo begitu. Karena saya mau sedikit sharing pengalaman tentang per-popok-an. Entah itu dari Popok Kain, Clodi (Cloth Diapers / popok kain dengan beberapa lapisan), dan Diapers (popok sekali pakai). Langsung aja deh yuk di bahas...
Nah, begitu deh pengalaman saya di dunia perpopokan. Intinya saya pakai popok kain saat awal lahir selama beberapa hari dan saat anak kena ruam popok. Pakai clodi selang-seling dengan diapers di siang hari saja. Seminggu pasti pakai clodi untuk menghindari ruam popok atau iritasi. Pemakaian diapers tetap dong supaya tetap waras dalam menjalankan peran seorang ibu hehehe. Minimal malam hari masih pakai diapers.
Popok Kain
Dari zaman turun temurun memang popok kain ini melegenda banget. Bentuknya seperti kain selembar saja gitu, biasanya ada tali untuk dikaitkan ke badan bayi atau sekarang ada seperti bentuk tape seperti pakai celana.
Lihat dari sisi postifnya dulu ya mams. Meskipun popok kain ini tipis, bagus banget untuk bayi baru lahir. Karena bebas dari bahan kimia dan tidak membuat bayi merasa ketebalan. Apalagi kalau bayi mengalami ruam popok, pasti penyembuhan paling ampuh adalah stop pemakaian diapers dan berganti dulu ke popok kain.
Dilihat dari sisi harga, popok kain ini murah meriah, bisa di pakai ulang. Tinggal di cuci-jemur-pakai. Range harga sekitar 5 - 15 ribu rupiah per pcs. Kalau saya kemarin beli merk Libby, Miyo, dan beberapa yang tidak pakai merk.
Oke, kita lihat sisi kurang nyamannya. Sudah pada paham kayaknya ya. Pakai popok kain itu repot. Kainnya tipis, sekali anak pee harus di ganti karena basah, apalagi poop. Gak boleh di tunda penggantiannya. Gimana kalo anaknya pee / pup malam hari? Udara dingin, anak pasti rewel sering di ganggu waktu tidurnya. Yang pasti orangtua / pengasuh si anak juga terganggu waktu tidurnya. Paling saya gak sukanya, pee nya itu rembes bisa kena ke celananya, bedongnya, alas bobonya, bahkan kena selimutnya. Pokoknya semua di gantiiii. Bayangin aja cuciannya per hari kayak apa.
Saya pakai popok kain ini hanya beberapa hari aja dan kalo anak pas kena ruam popok. Selebihnya saya pakai diapers dan clodi.
Clodi (Cloth Diaper)
Clodi / Cloth Diapers merupakan popok dari kain dengan ketebalan yang lebih dibanding popok kain biasa. Ada jenis celana atau perekatnya. Rata-rata cover paling luarnya bersifat anti air dengan motif yang menarik. Bagian clodi biasanya terdiri dari cover, inner dan liner.
Cover clodi ada yang berbentuk kantong, inner dimasukan dalam kantong. Sekali popok kotor, clodi harus di ganti beserta covernya. Tapi aman sekali, jarang terjadi kebocoran karena semua terlindungi kain yang menyatu dengan cover.
Atau ada yang berbentuk inner dengan cover terpisah. Inner dan cover biasanya di pasang snap atau ada kantong di ujung-ujungnya hanya untuk pemasangan inner. Menurut saya, tipe cover dengan inner di pasang, praktis untuk penggantian clodi. Hanya ganti inner saja, covernya tidak perlu. Tapi, kurang efektif di saya, karena yang udah-udah, malah sering bocor karena cuma di beberapa bagian aja untuk penyerapan urine. Mirip-mirip pakai pembalut haid lah, cuma di cover sama celana yang bersifat anti air.
Setelah pemasangan cover dan inner, bisa ditambahkan liner. Liner merupakan kain selembar biasanya bahaannya suede. Bahan lembut yang langsung bersentuhan dengan kulit bayi. Daya serapnya tinggi dan mudah kering. Saya sarankan sih pakai liner ya. Karena saat pencucian clodi, pup bayi cepat luntur jika di siram dengan air.
Untuk anak saya yang agak sensitif terhadap diapers, clodi ini benar-benar membantu. Mengurangi produk bahan kimia. Pemasangan diapers tetap supaya tidak terlalu lelah. Seminggu pasti saya pakaikan anak dengan clodi saat siang hari.
Keuntungan pakai clodi bisa hemat uang sebagai ganti diapers, bisa pula jadi warisan adiknya jika perawatan clodinya bagus. Bebas bahan kimia dong pastinya, selain itu mengurangi sampah atas diapers. Pemakaian di anak bisa lebih nyaman, karena tidak basah sampai mengenai celana atau alas tidurnya.
Kekurangannya membutuhkan modal awal yang cukup menguras kantong. Jika berniat pengen pakai clodi full seharian, saran saya setidaknya harus sedia 2 lusin atau 24 pcs clodi, inner dan liner untuk pemakaian pakai-cuci. Perawatan clodi juga harus benar agar awet pemakaiannya. Dilihat-lihat masih lebih banyak kelebihannya kok moms, bisa di coba, nih.
Banyak merk dan jenis tentang per-clodi-an ini. Nanti kalo ada waktu luang lagi, saya akan bahas merk dan jenis apa saja yang pernah saya pakai.
Diapers (Popok Sekali Pakai)
Popok sekali pakai paling terkenal praktisnya. Tinggal pakai, kotor, buang ke tempat sampah. Resiko bocor dan ganti pakaian karena terkena kotoran bayi bisa dikatakan minim. Apalagi di zaman sekarang ini, persaingan kualitas, harga, design, dll sudah sangat banyak ditawarkan dari produsen diapers.
Kekurangan dari pemakaian diapers adalah adanya bahan kimia yang terkena langsung dengan kulit bayi. Dampak ruam popok atau iritasi kulit di area popok sering terjadi. Terkait harga, pemakaian diapers juga lebih boros karena sehari bisa ganti 4-8 pcs. Hitunglah pemakaian 4 pcs per hari * 30 Hari = 120 pcs per bulan. Diapers level ekonomi per satu kantong isi 60 pcs taruhlah harganya Rp 70.000,- satu bulan bisa menghabiskan Rp 140.000,- untuk pengeluaran popok. Iya kalau anaknya cocok popok level ekonomi, repotnya kalau kayak anak saya yang cocoknya merk tertentu level premium. Selain itu, popok sekali pakai langsung di buang dan menjadi masalah global terkait sampah.
Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. See you next posting.
Komentar
Posting Komentar